Pule: Pohon Berkulit Pahit dengan Manfaat Obat Sejak Zaman Nenek Moyang

Pule: Pohon Berkulit Pahit dengan Manfaat Obat Sejak Zaman Nenek Moyang – Di antara beragam tanaman obat yang dikenal masyarakat Nusantara, pohon pule (Alstonia scholaris) menempati posisi yang cukup istimewa. Tanaman ini merupakan pohon berukuran besar yang bisa tumbuh hingga 30 meter, dengan batang lurus dan kulit berwarna abu-abu hingga cokelat. Kulit batang pule memiliki rasa pahit yang khas, sehingga sering disebut juga sebagai “pohon berkulit pahit”.

Pohon ini banyak ditemukan di kawasan tropis Asia Selatan hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Pule sering tumbuh di hutan, tepi jalan, hingga area pemukiman karena mudah beradaptasi dengan kondisi tanah dan iklim yang berbeda. Pohon ini juga kerap dijadikan pohon peneduh karena tajuknya yang rimbun dan lebar.

Secara botani, pule termasuk ke dalam famili Apocynaceae, kelompok tanaman yang terkenal memiliki senyawa alkaloid dengan potensi farmakologis tinggi. Daunnya berbentuk lonjong mengilap dengan susunan melingkar, sementara bunganya berwarna putih kehijauan dan harum di malam hari. Dari bagian batang, kulit, hingga daunnya, hampir seluruh bagian pohon pule memiliki manfaat bagi manusia, baik sebagai obat tradisional maupun bahan baku industri.

Sejak zaman nenek moyang, pohon ini sudah dikenal luas dalam pengobatan tradisional. Di Jawa, kulit pule digunakan untuk mengatasi demam dan malaria. Di India, tanaman ini bahkan disebut sebagai “pohon setan” karena diyakini memiliki kekuatan magis sekaligus khasiat penyembuhan. Tradisi ini terus bertahan hingga kini, meskipun pemanfaatannya semakin dikaji secara ilmiah.

Manfaat Obat dari Pohon Pule

Kekayaan kandungan senyawa dalam pohon pule membuatnya memiliki banyak manfaat medis. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa kulit dan daun pule mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, hingga tanin yang berperan sebagai antimikroba, antipiretik, dan analgesik. Tidak mengherankan jika tanaman ini masuk dalam daftar tanaman obat penting di berbagai negara tropis.

1. Mengatasi Demam dan Malaria

Salah satu penggunaan paling populer dari kulit pule adalah sebagai obat penurun panas. Rebusan kulit batangnya menghasilkan cairan pahit yang diminum untuk membantu menurunkan demam. Selain itu, di beberapa daerah, pule juga digunakan untuk meredakan gejala malaria karena diyakini mampu menghambat perkembangan parasit penyebab penyakit tersebut.

2. Obat Luka dan Infeksi

Daun pule yang ditumbuk halus sering dipakai sebagai obat luar untuk luka ringan atau bisul. Sifat antimikroba yang dimilikinya membantu mencegah infeksi sekaligus mempercepat penyembuhan.

3. Membantu Pencernaan

Rebusan kulit pule juga kerap diminum untuk meredakan masalah pencernaan seperti diare, perut kembung, atau gangguan lambung. Kandungan tanin di dalamnya bekerja sebagai zat yang membantu mengurangi iritasi pada saluran pencernaan.

4. Pereda Nyeri

Dalam pengobatan tradisional, kulit dan daun pule digunakan sebagai pereda nyeri alami. Senyawa alkaloid yang terkandung di dalamnya memiliki efek analgesik ringan yang bisa membantu meredakan sakit kepala, nyeri otot, maupun pegal-pegal.

5. Potensi Antikanker dan Antioksidan

Penelitian modern menunjukkan bahwa ekstrak pule memiliki kandungan antioksidan yang cukup tinggi. Senyawa aktif ini diyakini berperan dalam mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas dan bahkan berpotensi menghambat pertumbuhan sel kanker. Meski demikian, manfaat ini masih membutuhkan penelitian lanjutan untuk pemakaian medis secara luas.

6. Menjadi Bahan Baku Industri Farmasi

Selain digunakan secara tradisional, pule juga sudah dilirik sebagai bahan baku farmasi. Ekstrak alkaloidnya dipelajari untuk pengembangan obat-obatan modern, terutama yang berkaitan dengan penyakit infeksi dan peradangan.

Kesimpulan

Pohon pule bukan sekadar pohon peneduh dengan kulit yang pahit, melainkan warisan berharga dari alam yang telah dimanfaatkan sejak zaman nenek moyang. Dari pengobatan tradisional untuk demam, malaria, hingga luka, hingga potensi modern sebagai bahan baku obat, pohon ini menyimpan segudang manfaat kesehatan.

Meski memiliki khasiat luar biasa, penggunaan pule tetap perlu bijak. Dosis yang tidak tepat bisa menimbulkan efek samping, mengingat sebagian senyawanya cukup kuat dan berpotensi toksik jika dikonsumsi berlebihan. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk tetap berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum menggunakan pule sebagai pengobatan alternatif.

Ke depan, penelitian lebih lanjut terhadap pohon pule akan membuka jalan bagi pemanfaatannya yang lebih luas dan aman. Dengan demikian, tanaman yang dahulu dianggap sakral oleh nenek moyang ini dapat terus memberi manfaat bagi kesehatan manusia di era modern.

Scroll to Top